Lalu Yang Bertamu
(Oleh:Diah Ayu Kristianingsih)
Menjadi seorang dokter adalah suatu impianku sejak kecil. Tak dapat dipungkiri akhirnya aku dapat melewati segala rintangan. Dengan kerja keras dan do'a orangtua akhirnya aku bisa mewujudkan mimpiku. Aku terlahir dari keluarga sederhana yang tinggal disebuah kota bandung. Dengan beranggotakan ayah, ibu dan 3 adik. Kasih sayang dan dukungan penuh yang diberikan oleh orangtua ku, sehingga menjadikan ku seseorang yang kuat dan mandiri.
Mengingat-ingat Cinta pertama yang pernah kualami ketika aku masih menduduki bangku SMP kelas akhir. Dengan jutaan kenangan yang telah aku lewati bersamanya selama 4 tahun. Dia yang selalu melekat dalam pikiranku dan memiliki ruang khusus dalam hatiku. Dia adalah seorang laki-laki pertama yang dapat meluluhkan hatiku. Apakah aku dapat berjumpa kembali dengannya? Entah suatu khayalan atau do'a.
~○~
Pagi yang cerah dengan semangat penuh. Hari ini aku pergi ke sebuah acara seminar yang bertepatan di Jakarta Pusat. Dengan mengendarai sebuah mobil pribadi menuju kesana. Suasana ibu kota pada senin pagi sangat ramai sekali sehingga jalan yang saya tempuh macet. Perjalanan dari bandung ke jakarta memakan waktu kurang lebih 4 jam. Dan akhirnya aku sampai juga ke tempat yang aku tuju. Acara akan dimulai pada jam 9 pagi.
Acara seminarpun telah usai. Disana aku bertemu dengan orang-orang hebat yang selalu menginspirasiku dengan pengalaman-pengalaman pribadi mereka. Setelah acara selesai saya pun bergegas pulang dan melanjutkan pekerjaan sehari-hari saya menjadi seorang dokter.
Tiba-tiba ketika hendak keluar ruangan, saya dikagetkan dengan seseorang laki-laki dengan ciri-ciri memiliki kulit kuning langsat, tinggi sekitar 180cm, rapi dan wangi. Dia memanggil namaku dan menghampiriku. Aku sangat terkejut dan tak percaya apakah ini sebuah mimpi atau nyata. Seorang pria yang saat ini sedang dihadapanku ia adalah cinta pertamaku ketika aku SMP.
"Dinda" panggilnya berulang kali kepadaku lalu menghampiriku.
"Masih ingatkah denganku?".
"Aku Ricky teman SMP kamu" ucapnya seraya memberikan tangan yang hendak bersalaman denganku.
"Iya aku ingat" dengan jawaban singkat yang aku lontarkan padanya. Aku bingung harus percaya atau tidak setelah 4 tahun lamanya tidak berjumpa dengannya.
Banyak pembicaraan yang telah aku bicarakan dengannya tentang perjalananku dan dia setelah lulus hingga saat ini. Di sela pembicaraan ada pertanyaan yang membuatku bingung dan terngiang-ngiang hingga saat ini. Akan tetapi aku tidak ingin berlarut-larut memikirkan itu.
Setelah pertemuan itu, saat ini aku dengan dia kembali dekat. Tidak jarang dia selalu mengirim hadiah berupa bunga atau makanan kerumahku. Hingga suatu hari dia mengajak ku untuk makan malam di restoran yang cukup terkenal dibandung.
Malam dimana aku akan makan malam bersama dengan dia. Aku menggunakan gaun hitam dan jilbab hitam yang senada dengan bajuku. Dia pun tiba dirumahku untuk menjemput dan meminta izin kepada ayah ibuku.
Malam ini adalah malam special dalam hidupku. Dia telah menyiapkan acara makan malam yang indah. Aku bingung ada maksud apa dia melakukan semua ini padaku. Kami menikmati makan malam yang di iringi dengan musik yang indah. Setalah menikmati hidangan makan malam. Tiba-tiba dia menggenggam tanganku dan berkata bahwa dia mencintaiku.
"Dinda aku mencintaimu sejak awal aku bertemu denganmu, perpisahan 4 tahun ini membuatku sakit, karena tidak ada perempuan yang bisa menggantikanmu didalam hatiku. Aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu di acara seminar lalu".
Mendengar ungkapannya aku diam terpaku. Aku bingung harus berbicara apa. Hatiku senang dan bercampur sedih karena terharu akan ungkapannya padaku.
"Dinda will you marry me?" Suatu ungkapan yang membuatku semakin tidak bisa berkata-kata.
"Yes Ricky, aku mau" hanya itu kata yang bisa aku ungkapkan padanya.
Malam itu adalah malam yang paling indah yang pernah aku alami. Tidak akan aku lupakan kengangan pada malam itu. Terima kasih Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan dia kembali.
Pada akhirnya kami pun menikah. Setelah 4 tahun lamanya kita berpisah. Kemudian disatukan kembali dengan tuhan pada waktu yang tepat. Terima kasih tuhan. Kami pun hidup bahagia.
Selesai...